Selasa, 28 Mei 2013

TILL I DIE

                                                  
suatu hari diminggu pagi, aku mendapat kabar bahwa tim ALNESA tercinta berlaga di ajang bergengsi yaitu HYDROCOCO CUP. pada hari itu aku sedang menikmati minggu pagi, tetapi karena saya seorang hooligans maka saya  langsung menservice kendaraan hooligans saya. siang hari nya aku berkumpul di lapangan basket mansa dengan teman-teman hooligans yang lain. ketika semua sudah berkumpul kita para alnesa hooligans berangkat ke GOR-kridosono. pertandingan pun dimulai ALNESA melawan SMA 1 TURI, kita para hooligans pertama-tama membacakan surat Al-fatihah untuk para pemain ALNESA, supaya pertandingan berjalan lancar dan menang melawan SMA 1 TURI. Alhamdulillah alnesa pun bisa mengalahkan SMA 1 TURI, SMK 5YK, MUH.7. tetapi karena pemain nya sudah kecapek an, dan para hooligans sudah pada pulang kerumah. dan akhirnya alnesa pun kalah dari MUALIMIN dan tidak bisa ke grand final. tetapi alnesa masih memperebutkan gelar juara 3 melawan MUH.2. namun alnesa kurang beruntung karena alnesa kalah dengan MUH2, dan mendapat juara 4. kami para hooligans sudah sangat bersyukur karena alnesa sudah bisa melawan SMA/SMK hebat.

we love alnesa<3
we do <3
alnesa we love you <3

Rabu, 10 April 2013

RIWAYAT

Pada suatu hari di tanggal 31-12-1996 ada sesosok bayi lahir. Dia lahirkan di sebuah rumah sakit yg bernama PKU Muhammadiyah Jogjakarta. Anak itu bernama Masykuri Imam Muttaqin ,dia dibentuk dari sebuah uvum dari ibu tercinta yang bernama ibu Yuni Hayati dan setetes air hina dari ayah tersayang yang bernama bapak Dalharwi. Ketika si bayi dikeluarkan dari sebuah tempat yg nyaman yaitu rahim, ia menangis karena mempunyai tanggung jawab yang sangat besar. Dan pada saat itu si bayi mendengar pertama kalinya suara adzan di telinga kanan nya dan suara iqamah di telinga kirinya. Setelah si bayi berumur 4 bulan bayi itu baru bisa tengkurap, dan terus berkembang hingga di umur 1 tahun dia sudah bisa berjalan. Ketika itu si bayi jika berkata hanya bisa menirukan perkataan yang dikatakan oleh orang orang yang di sayangnya yaitu orang tua, sodara-sodara nya, hingga yang mengasuhnya. Setelah si bayi berumur 4 tahun di masukan kesebuah Taman Kanak-kanak yang bernama Among Putra 1. 2 tahun pun berlalu dan si bayi sudah menjadi seorang anak-anak, dan pada saat itu si anak di masukan ke SD yang bernama Padokan1 . Anak itu mulai meningkat dari tahun ke tahun dari mulai nakal menjadi nurut, dari yang buruk menjadi yang baik. Seiring bergantinya tahun, anak itu mulai mempelajari tentang agama islam sedikit demi sedikit. Karena Ayah nya seorang guru ngaji maka yang mengajar kan tentang agama islam adalah Ayahnya. Pada saat si anak berumur 11 tahun, dan ketika kenaikan kelas menuju kelas 6 SD. Si anak terancam tidak naik kelas, karena guru nya menilai tuliasn si anak sangat jelek. Tetapi si anak tetap naik kelas, karena nilanya lumayan cukup bagus. Di kelas 6 si anak paetamakalinya bertemu dengan Ujian Nasional, dan ujian itu menentukan ingin di smp favorit. Tetapi nilai yang si anak dapatkan tidak terlalu bagus, namun si anak mendapat sekolah yang tepat untuk nya yaitu MTsN II Yogyakarta. Walaupun kata orang-orang sekolah itu tidak bagus, tetapi menurut si anak sekolah itu bagus untuk nya. Si anak mempunya pengalaman yang pahit ketika ia kelas 7. Pada saat itu semester II ,ketika itu ada seorang anak baru dan anak baru itu duduk di dekat si anak. Anak baru itu ternyata sangat pintar, lantas si anak sering bertanya pada si anak baru. Dan itu membuat mereka akrab, tetapi pertengahan semester II, anak baru itu mogok sekolah hingga satu minggu. Pada saat itu si anak dan teman-teman nya tidak tau kenapa si anak baru itu mogok sekolah. Hingga seorang guru PKN mengancam anak-anak kelas 7D, yang waktu itu si anak tempati. Mengancam akan tidak menaikan kita ke kelas 8, jika urusan anak baru tadi belum selesai. Entah karena apa urusan itu selesai dengan sendirinya, kelas 7D pun naik kelas semua. Walaupun ada yang tidak naik kelas 1 atau 2 orang. Si anak pun naik ke kelas 8D, dikelas itu teman-teman nya ada yang pintar, ada yang nakal, dan ada yang cukup pintar. Ketika itu si anak di juluki ‘simen’ karena teman-teman nya menganggap dia seperti orang mendem. Setelah itu di di juluki si mendem. Setahun pun berlalu, si anak pun naik ke kelas 9, dan dia masuk ke kelas 9C. kelas 9c terkenal dengan kelas yang sangat ramai, dan siswa nya pun aneh-aneh. Ada yang sangat pendiem, ada yang sangat jorok dan ada yang pinter tapi sangat ramai. Suatu hari ketika akan ujian, si anak di pindah ke kelas 9A, karena di kelas itu siswanya cukup pintar pintar. Pada saat si anak ujian nasional, si anak pun banyak berdo’a dan akhirnya nilai UN dapat bersekolah di MAN I Yogyakarta.